Peran Masyarakat dalam Mendukung Pemberantasan Premanisme

Masyarakat Adalah Kunci: Mengusir Preman, Membangun Lingkungan Aman

Premanisme adalah benalu sosial yang merusak ketertiban, menciptakan ketakutan, dan menghambat kemajuan. Meski sering dianggap tugas aparat penegak hukum semata, peran aktif masyarakat justru krusial dalam upaya pemberantasannya. Tanpa dukungan warga, premanisme akan terus menemukan celah untuk beroperasi.

1. Keberanian Melapor dan Tidak Takut Bersuara
Fondasi utama pemberantasan premanisme adalah keberanian masyarakat untuk melapor. Banyak kasus tidak terungkap karena korban atau saksi takut bersuara, membiarkan pelaku merasa kebal hukum. Masyarakat harus menjadi "mata dan telinga" aparat, memberikan informasi akurat tentang aksi premanisme, intimidasi, atau pemerasan yang terjadi di lingkungan mereka. Laporan yang valid adalah langkah awal penindakan.

2. Pengawasan Kolektif dan Pencegahan Dini
Masyarakat memiliki kekuatan kolektif untuk mencegah premanisme berkembang. Aktifkan kembali sistem keamanan lingkungan (siskamling), peduli terhadap aktivitas mencurigakan, dan jangan berikan ruang sedikit pun bagi praktik pungli atau intimidasi kecil. Lingkungan yang solid, saling menjaga, dan peduli akan menjadi benteng alami yang sulit ditembus para preman. Sikap acuh tak acuh justru menjadi pupuk bagi mereka.

3. Kolaborasi dan Edukasi
Penting bagi masyarakat untuk menjalin kolaborasi erat dengan kepolisian atau pihak berwenang lainnya. Pahami prosedur pelaporan, ikuti arahan, dan percaya bahwa laporan akan ditindaklanjuti. Selain itu, edukasi tentang hak-hak warga dan bahaya premanisme perlu digalakkan, terutama pada generasi muda. Menumbuhkan kesadaran hukum dan semangat kebersamaan akan menciptakan budaya anti-premanisme.

Singkatnya, masyarakat bukanlah penonton, melainkan pemain utama dalam drama pemberantasan premanisme. Dengan keberanian melapor, kesadaran mencegah, dan semangat berkolaborasi, kita bisa menciptakan lingkungan yang bebas dari bayang-bayang premanisme. Keamanan dan ketertiban berawal dari kepedulian setiap individu.

Exit mobile version